Tape yang terbuat dari fermentasi singkong atau ketan biasanya hanya dianggap sebagai kudapan rumah tangga dengan nilai dagang yang kecil. Namun, di balik kesederhanaan rasanya, tape menyimpan potensi bisnis yang luar biasa besar. Dalam beberapa tahun terakhir, tape telah bertransformasi menjadi komoditas bernilai tinggi di tangan para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), berkat inovasi produk, pengemasan modern, dan strategi pemasaran digital yang efektif.
Baca juga:
- Memakai Plastik UV Bisa Merubah Rasa Buah? Ini Penjelasannya
- Mengapa Cokelat Berbahaya bagi Hewan Peliharaan seperti Kucing dan Anjing?
- Ternyata Kulit Manggis Lebih Bernilai dari Buahnya, Ini Alasannya!
Proses pembuatan tape yang mudah dan bahan baku yang murah membuatnya sangat cocok sebagai usaha rumahan. Dengan modal kecil, siapa pun dapat memproduksi tape secara mandiri. Namun, keunggulan tape tidak berhenti di situ. Fermentasi menghasilkan cita rasa unik yang sangat disukai pasar, serta kandungan gizi seperti probiotik dan vitamin B kompleks, menjadikan tape tidak hanya lezat tetapi juga bernilai gizi.
Saat ini, banyak UMKM yang mengembangkan produk olahan tape menjadi makanan kekinian, seperti bolu tape, pancake tape, brownies tape, hingga es krim berbasis tape. Produk-produk ini tidak hanya menarik dari sisi rasa dan tekstur, tetapi juga memiliki nilai jual tinggi di pasar lokal maupun daring. Inovasi inilah yang mendorong tape naik kelas dari sekadar camilan tradisional menjadi produk kuliner modern yang kompetitif.
Lebih dari itu, bisnis tape juga menciptakan rantai ekonomi baru, mulai dari petani singkong, produsen ragi lokal, pengolah tape, hingga distributor online. Dalam skala nasional, pengembangan UMKM tape dapat memperkuat ketahanan pangan lokal dan memperluas lapangan kerja, terutama di daerah pedesaan.
Pemerintah dan institusi penggerak UMKM turut berperan besar dalam mendorong pengembangan usaha ini, melalui pelatihan kewirausahaan, pembinaan mutu produk, hingga fasilitasi akses pasar digital dan permodalan. Kolaborasi ini memperkuat daya saing tape sebagai produk lokal unggulan yang siap merambah pasar nasional dan internasional.
Kesimpulannya, tape bukan lagi sekadar jajanan nostalgia. Ia telah menjelma menjadi produk bernilai ekonomi tinggi yang mampu bersaing di era industri kreatif makanan. Dengan inovasi, kreativitas, dan pemanfaatan teknologi, tape membuktikan bahwa camilan tradisional pun bisa menjadi sumber cuan besar yang berkelanjutan.
Posting Komentar