Kenapa Tapak Dara Dibilang Bunga Beracun Tapi Menyembuhkan?

Tapak dara

Tapak dara (Catharanthus roseus) adalah tanaman hias yang dikenal karena bunga-bunganya yang berwarna cerah seperti merah muda, putih, dan ungu. Tanaman ini awalnya tumbuh di Madagaskar, tetapi sekarang sudah tersebar luas di berbagai wilayah tropis, termasuk Indonesia. Selain menjadi tanaman hias, tapak dara juga memiliki khasiat penting dalam dunia pengobatan tradisional maupun modern.

Baca juga:

Tapak dara tumbuh sebagai semak kecil dengan tinggi 30–100 cm. Daunnya berbentuk lonjong dengan ujung runcing, tersusun berpasangan. Bunganya memiliki lima kelopak dan mekar hampir sepanjang tahun, terutama di daerah beriklim hangat dan lembap.

Tapak dara mengandung alkaloid vinblastin dan vincristine, dua senyawa yang terbukti secara ilmiah memiliki efek antikanker dan digunakan dalam kemoterapi. Di pengobatan tradisional, tapak dara juga dimanfaatkan untuk mengobati diabetes, tekanan darah tinggi, luka, dan infeksi kulit.

Vinblastin dan vincristine diisolasi dari tapak dara dan digunakan dalam dunia farmasi sebagai komponen obat untuk leukemia dan kanker limfoma. WHO bahkan memasukkan senyawa dari tapak dara ke dalam daftar obat esensial.

Walaupun memiliki khasiat, pemakaian tanaman ini wajib dilakukan dengan sangat berhati-hati. Dosis yang tidak tepat dapat menyebabkan efek samping serius seperti mual, kerusakan saraf, atau gangguan pada organ dalam. Karena alasan ini, pemakaian tapak dara sebagai terapi wajib berada di bawah pengawasan tenaga medis yang berpengalaman.

Tapak dara bukan hanya sekadar bunga hias yang mempercantik taman, tetapi juga menyimpan potensi luar biasa dalam dunia kesehatan. Keindahan dan khasiatnya menjadikan tanaman ini sebagai salah satu contoh nyata bahwa alam menyediakan solusi bagi kesehatan manusia.

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama