Di antara ribuan jenis bunga hias yang ada di dunia, Bleeding Heart mungkin bukan nama yang sering terdengar, apalagi di kalangan pecinta tanaman Indonesia. Bentuk bunganya menjadi daya tarik utama. Kelopak berbentuk hati berwarna merah muda atau putih akan menggantung dalam rangkaian seperti tirai. Daunnya menyerupai pakis dengan warna hijau muda segar.
Dalam kondisi ideal, tanaman ini mekar di awal musim semi hingga awal musim panas. Padahal, bunga ini punya bentuk yang sangat unik dan makna simbolis yang mendalam. Bentuknya yang menyerupai hati meneteskan air seolah membawa kesan romantis dan misterius sekaligus. Lalu, kenapa bunga seindah ini masih jarang dikenal di Indonesia.
Baca Juga :
- Mengenal 5 Jenis Anggur dan Manfaatnya untuk Kesehatan
- Fungsi Plastik UV dalam Berbagai Sektor
- Sejarah Bunga Krisan, Berawal dari Tiongkok Sampai ke Nusantara
Bleeding Heart memiliki nama ilmiah Dicentra spectabilis, dan berasal dari kawasan Asia Timur, terutama Cina, Jepang, dan Korea. Tanaman ini tumbuh subur di iklim sedang dengan suhu yang sejuk dan tanah lembap. Karena habitat aslinya berada di wilayah yang lebih dingin, bunga ini tidak tumbuh secara alami di daerah tropis seperti Indonesia, yang bisa jadi alasan mengapa eksistensinya masih terbatas di sini.
Bleeding Heart tumbuh sebagai semak rendah yang bisa mencapai tinggi sekitar 60-90 cm. Bunganya tumbuh menggantung dalam rangkaian, berwarna merah muda atau putih, dan benar-benar menyerupai bentuk hati yang 'menangis'. Daun-daunnya juga berwarna hijau segar dengan bentuk yang elegan.
Beberapa keunikan lainnya :
- Bunga musiman: Biasanya mekar di musim semi dan gugur saat panas menyengat.
- Simbol cinta dan kesedihan: Di berbagai budaya, bunga ini melambangkan cinta yang tidak berbalas atau kehilangan yang indah.
- Tidak tahan panas: Tanaman ini sangat sensitif terhadap sinar matahari berlebih dan suhu tinggi.
Ada beberapa alasan mengapa bunga secantik ini belum populer di Indonesia, diantaranya ada, Kondisi iklim tidak ideal, Bleeding Heart tidak tahan suhu tinggi dan kelembapan ekstrem. Kurangnya distribusi bibit dan informasi, tidak banyak nursery atau toko tanaman lokal yang menyediakan jenis ini.
Minimnya eksposur di media, bunga ini lebih populer di literatur hortikultura luar negeri dan belum banyak disorot di media lokal. Namun, beberapa pegiat tanaman hias di Indonesia mulai mencoba menanam Bleeding Heart di dataran tinggi atau ruangan berpendingin dengan hasil yang cukup menjanjikan.
Bleeding Heart adalah bukti bahwa tidak semua keindahan mudah ditemukan. Ia menyimpan kisah cinta, kehilangan, dan harapan dalam bentuk yang lembut dan memikat. Meski belum menjadi primadona di tanah air, kehadirannya layak mendapat tempat di hati para pecinta tanaman yang ingin sesuatu yang berbeda. Jika Anda mencari tanaman hias yang tidak hanya cantik tapi juga penuh makna, Bleeding Heart bisa jadi pilihan yang menawan untuk menghiasi sudut tenang rumah.
Posting Komentar