Bunga krisan (Chrysanthemum sp.) adalah salah satu bunga hias yang memiliki sejarah panjang dan nilai budaya yang mendalam. Bunga ini berasal dari Tiongkok dan telah dibudidayakan selama lebih dari 2.500 tahun. Dalam budaya Tiongkok, krisan melambangkan kebijaksanaan, umur panjang, dan ketahanan.
Baca Juga:
- 7 Burung yang Terkenal Punya Paruh Besar, Gagah dan Unik!
- Tips Memilih Umpan yang Tepat Saat Memancing Ikan, Catat!
- Kaya Antioksidan, Ini 9 Manfaat Daun Kelor untuk Kesehatan
Masuknya Krisan ke Nusantara
Bunga krisan pertama kali menyebar ke Jepang sekitar abad ke-8, di mana bunga ini menjadi simbol kekaisaran. Selanjutnya, pada masa perdagangan maritim abad ke-7 hingga ke-10, pedagang Tiongkok mulai membawa tanaman ini ke berbagai wilayah, termasuk Nusantara.
Seiring dengan kedatangan para pedagang dan imigran Tiongkok, bunga krisan mulai dikenal di Indonesia. Tanaman ini semakin berkembang ketika bangsa Eropa, terutama Belanda, memperkenalkannya sebagai tanaman hias dan bunga potong pada masa kolonialisme. Belanda melihat potensi krisan sebagai komoditas yang cocok dibudidayakan di dataran tinggi Nusantara.
Perkembangan Budidaya Krisan di Indonesia
Saat ini, bunga krisan banyak dibudidayakan di daerah beriklim sejuk, seperti:
-
Lembang, Jawa Barat
-
Cianjur, Jawa Barat
-
Batu, Malang, Jawa Timur
-
Dieng, Jawa Tengah
Krisan menjadi salah satu bunga hias unggulan Indonesia, baik untuk kebutuhan dekorasi, acara pernikahan, hingga upacara keagamaan.
Kesimpulan
Bunga krisan yang berasal dari Tiongkok telah menjadi bagian dari flora hias di Nusantara. Keindahan dan ketahanannya membuat krisan tetap populer hingga kini, menjadi salah satu tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi di Indonesia.
Posting Komentar