Inilah Perbedaan Aquaponik dan Hidroponik Yang Wajib Diketahui

Saat ini ada banyak metode menanam yang digunakan untuk bertani, mulai dari hidroponik, aeroponik, hingga akuaponik. Tiap metode memiliki keunggulan dan kesulitannya tersendiri. Oleh karena itu, Anda bisa coba satu per satu jika penasaran, untuk menemukan mana metode menanam yang cocok. Perbedaan hidroponik dan akuaponik yang paling mencolok terletak pada instalasinya. Hal ini karena metode akuaponik menggabungkan budidaya ikan dan sayur.

Perbedaan Aquaponik dan Hidroponik
Agar Anda mampu memahami lebih jauh terkait perbedaan yang mendasar dari hidroponik dan aquaponik, simak ulasan berikut ini.

  • Pengertian Aquaponik

Akuaponik merupakan kombinasi antara sistem akuakultur dan hidroponik yang mampu mendaur ulang air bernutrisi untuk memelihara ikan dan tanaman secara terpadu. Lebih sederhananya, sistem ini merupakan sistem mina padi, budidaya ikan dan padi di satu tempat yang sama. Media tanam yang digunakan bukan merupakan tanah, melainkan batu, kerikil, atau yang lainnya.

Baca Juga: 4 Cara Mudah Budidaya Tanaman Microgreen

  • Kelebihan Aquaponik

Anda bisa mendapatkan dua komoditas sekaligus, yaitu ikan dan sayur. Hasil sayur dan ikan yang didapatkan menjadi organik karena tidak menggunakan pakan buatan pabrik atau pupuk kimia yang membahayakan ikan. Penggunaan air akan jauh lebih efektif karena tidak ada air yang terbuang. Metode akuaponik juga bisa dilakukan pada lahan sempit.

  • Pengertian Hidroponik

Hidroponik merupakan budidaya tanaman dengan menggunakan bahan kimia terlarut sebagai sumber nutrisi. Media tanam yang digunakan bukan tanah. Petani bisa menyesuaikan bahan-bahan media tanam sesuai dengan jenis tanamannya. Faktor lain yang harus diperhatikan adalah kondisi lingkungan yang tidak membahayakan akar, pH air, dan kandungan oksigen terlarut di dalam air.

Baca Juga: Jenis-jenis Media Tanam Untuk Hidroponik Yang Jarang Diketahui

  • Keuntungan Hidroponik

Metode menanam hidroponik mampu membuat tanaman tumbuh lebih cepat 30—50 persen daripada cara bertanam biasa, tidak ada pupuk yang terbuang percuma, tanaman lebih terjaga dari serangan hama sehingga meminimalkan penggunaan pestisida, penggunaan air jadi lebih efektif, gulma tidak bisa tumbuh di sekitar tanaman, sayuran bisa dipanen sepanjang tahun, tidak menyebabkan erosi, dan dapat dilakukan untuk skala kecil.

Nah, berakhir sudah pembahasan artikel kali ini. Jangan lupa share agar semua mendapat informasi yang bermanfaat ini ya. See you later!

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama