Mengupas Fakta Menarik Jengkol Antara Aroma dan Khasiatnya

Jengkol merupakan tanaman khas Asia Tenggara yang terkenal dengan aroma kuatnya. Meskipun sebagian orang menghindarinya karena bau yang menyengat, jengkol justru menjadi salah satu bahan makanan favorit di berbagai daerah di Indonesia. Di balik aromanya yang khas, jengkol menyimpan segudang manfaat kesehatan serta nilai gizi yang tinggi.

Baca Juga:

Asal Usul dan Karakteristik Jengkol

Tanaman jengkol berasal dari kawasan tropis Asia Tenggara dan banyak tumbuh di Indonesia, Malaysia, serta Thailand. Pohonnya dapat mencapai tinggi hingga 25 meter dengan buah berbentuk pipih melingkar menyerupai kacang besar. Biji jengkol berwarna cokelat keunguan dan sering diolah menjadi berbagai hidangan tradisional seperti semur jengkol, rendang jengkol, hingga balado jengkol.

Aroma khas jengkol berasal dari kandungan asam jengkolat, yaitu senyawa sulfur yang mirip dengan zat penyebab bau pada bawang putih. Meskipun baunya cukup kuat, cara pengolahan yang tepat dapat mengurangi aroma tersebut tanpa menghilangkan cita rasanya.

Kandungan Gizi Jengkol

Dalam setiap 100 gram jengkol terkandung berbagai zat gizi penting, antara lain:

  • Protein: 23–27 gram, membantu pembentukan otot dan jaringan tubuh.

  • Kalsium: 140 mg, penting untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi.

  • Fosfor: 150 mg, berperan dalam metabolisme energi.

  • Zat Besi: 4,7 mg, membantu mencegah anemia.

  • Vitamin A, B, dan C, yang berfungsi menjaga daya tahan tubuh serta kesehatan kulit.

Kandungan protein nabati pada jengkol menjadikannya alternatif sumber protein bagi masyarakat yang mengurangi konsumsi daging.

Manfaat Jengkol untuk Kesehatan

  1. Menurunkan Risiko Anemia
    Kandungan zat besi dalam jengkol bermanfaat membantu pembentukan sel darah merah sehingga dapat mencegah anemia, terutama pada wanita.

  2. Menjaga Kesehatan Tulang
    Kalsium dan fosfor dalam jengkol berperan penting menjaga kekuatan tulang dan mencegah osteoporosis.

  3. Mengontrol Gula Darah
    Beberapa penelitian menunjukkan jengkol memiliki efek hipoglikemik yang dapat membantu menurunkan kadar gula darah, cocok dikonsumsi dalam porsi wajar oleh penderita diabetes.

  4. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
    Kandungan vitamin C berfungsi sebagai antioksidan yang melindungi tubuh dari radikal bebas dan meningkatkan sistem kekebalan.

  5. Mencegah Sembelit
    Serat alami dalam jengkol membantu memperlancar sistem pencernaan dan mencegah sembelit.

Cara Mengolah Jengkol Agar Tidak Berbau Menyengat

Aroma menyengat pada jengkol sering menjadi alasan orang enggan mengonsumsinya. Namun, ada beberapa cara untuk mengurangi bau tersebut:

  • Rendam jengkol dalam air selama semalam, kemudian rebus dengan daun salam dan kopi bubuk.

  • Rebus dua kali, buang air rebusan pertama agar senyawa penyebab bau berkurang.

  • Tambahkan rempah-rempah seperti lengkuas, serai, dan daun jeruk ketika memasak untuk menambah aroma segar.

Dengan pengolahan yang tepat, jengkol bisa diolah menjadi makanan lezat tanpa bau yang terlalu tajam.

Efek Samping yang Perlu Diperhatikan

Meskipun kaya manfaat, konsumsi jengkol berlebihan dapat menyebabkan keracunan asam jengkolat atau jengkolisme, yang ditandai dengan nyeri saat buang air kecil. Oleh karena itu, sebaiknya konsumsi jengkol secukupnya dan perbanyak minum air putih setelah mengonsumsinya untuk membantu proses pembuangan senyawa sisa metabolisme.

Jengkol bukan hanya makanan tradisional dengan cita rasa unik, tetapi juga sumber gizi yang menyehatkan. Kandungan protein, zat besi, kalsium, dan vitamin di dalamnya memberikan banyak manfaat bagi tubuh. Dengan cara pengolahan yang tepat, jengkol dapat dinikmati tanpa khawatir bau menyengat atau efek samping berlebih.

Jika Anda pencinta kuliner nusantara, jangan ragu mencoba berbagai olahan jengkol yang menggugah selera. Rasakan kelezatan khasnya dan nikmati manfaat kesehatannya karena di balik aroma tajamnya, jengkol menyimpan sejuta kebaikan alami untuk tubuh.

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama