Buah maja (Aegle marmelos), dikenal juga sebagai bael fruit, merupakan tanaman asli Asia Selatan dan Tenggara yang memiliki nilai historis, budaya, dan pengobatan yang tinggi. Meski tidak banyak dikenal di pasaran saat ini, buah ini memiliki akar dalam pengobatan tradisional Ayurveda serta nilai historis yang mendalam di Nusantara, termasuk kaitannya dengan penamaan 'Majapahit'.
Baca juga:
Sejak zaman kuno, tanaman maja dipandang sebagai pohon yang keramat di wilayah India dan Asia Tenggara. Dalam naskah-naskah kuno, pohon ini sering disebut sebagai tanaman yang disucikan, terutama karena daunnya digunakan dalam ritual keagamaan Hindu. Di Nusantara, buah ini terkait erat dengan sejarah Kerajaan Majapahit. Sumber-sumber tradisional menyebutkan etimologi nama kerajaan berasal dari kombinasi leksikon 'maja' (buah tertentu) dan 'pahit' (karakteristik rasa buah dalam keadaan mentah).
Pohon maja termasuk dalam famili Rutaceae dan mampu tumbuh setinggi 10–15 meter. Buahnya berbentuk bulat hingga oval, dengan kulit luar yang keras dan tebal. Saat matang, buah maja berwarna kuning kecokelatan, dan daging buahnya bertekstur lunak dan aromatik. Meskipun buah mentah memiliki rasa yang sangat pahit dan sepat, buah yang benar-benar matang justru manis dan sering digunakan dalam berbagai ramuan tradisional.
Pohon ini menunjukkan pertumbuhan optimal di kawasan tropis yang cenderung kering. Sebaran alaminya meliputi India, Sri Lanka, Myanmar, Thailand, hingga Indonesia. Tanaman ini dikenal toleran terhadap kekeringan dan mampu tumbuh di tanah marginal.
Buah maja bukan sekadar tanaman biasa, melainkan telah menjadi ikon budaya dan saksi sejarah bangsa. Legenda tentang penamaan Kerajaan Majapahit didasarkan pada pengalaman pahit saat menemukan buah maja yang belum matang di wilayah pendirian kerajaan. Seiring waktu, buah ini menjadi simbol filosofi kehidupan, pahit di awal namun manis jika sabar menunggu waktunya. Dalam budaya Jawa, simbolisme ini sering dikaitkan dengan sikap keteguhan dan kedewasaan.
Buah maja memiliki banyak potensi pengobatan yang telah diteliti dalam sistem Ayurveda dan pengobatan tradisional Asia lainnya. Daging buahnya digunakan untuk mengatasi gangguan pencernaan, seperti diare kronis dan sembelit. Sifat astringen dan antibakterinya diyakini dapat memperbaiki fungsi usus dan lambung. Selain itu, ekstrak daun dan akar maja juga diteliti sebagai antidiabetik alami dan memiliki potensi antioksidan.
Posting Komentar