Dari Hutan ke Dunia – Perjalanan Kayu Gaharu Menembus Pasar Global


Kayu gaharu mungkin berasal dari hutan-hutan tropis yang tenang dan tersembunyi, namun aromanya telah menembus pasar-pasar elit di dunia. Dari istana di Timur Tengah hingga butik parfum mewah di Paris dan Tokyo, gaharu menjadi simbol eksklusivitas, keanggunan, dan spiritualitas.

Baca juga:

Perjalanan gaharu dari pohon ke pasar global bukanlah hal instan. Dimulai dari proses alamiah ketika pohon Aquilaria terinfeksi jamur, hingga pembentukan resin yang memakan waktu bertahun-tahun. Setelah dipanen, kayu gaharu diklasifikasikan berdasarkan tingkat keharuman dan kualitas resin, kemudian diekspor dalam bentuk kayu, serpihan, atau minyak.

Di Timur Tengah, gaharu—dikenal sebagai oud—merupakan bagian penting dari budaya. Orang-orang Arab menyukai parfum berbahan oud sebagai penanda identitas dan kemewahan. Di Jepang dan Tiongkok, gaharu digunakan dalam upacara teh dan meditasi sebagai penguat fokus dan ketenangan.

Indonesia sebagai salah satu penghasil gaharu terbesar dunia memiliki peluang besar untuk menjadi pemimpin pasar global. Namun, tantangannya adalah bagaimana menyeimbangkan antara pelestarian alam dan kebutuhan industri. Eksploitasi tanpa kontrol bisa mengancam keberlanjutan pohon gaharu di alam liar.

Kini, banyak pihak mulai beralih ke sistem budidaya gaharu berkelanjutan. Dengan teknik inokulasi yang tepat, petani bisa menghasilkan gaharu berkualitas tinggi tanpa merusak hutan. Ekspor pun tidak hanya berupa bahan mentah, tapi juga produk olahan bernilai tinggi seperti parfum, minyak, hingga kosmetik.

Gaharu bukan sekadar komoditas—ia adalah jembatan antara alam, budaya, dan pasar global. Dari hutan Indonesia, gaharu membuktikan bahwa kekayaan lokal bisa mendunia dengan cara yang bijak dan berkelanjutan.

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama