Rice cooker atau penanak nasi listrik telah menjadi bagian tak terpisahkan dari dapur modern, terutama di Asia. Alat ini dikenal karena kemudahannya dalam memasak nasi secara cepat dan praktis. Namun, di tengah popularitasnya, muncul berbagai anggapan bahwa nasi yang dimasak menggunakan rice cooker kurang sehat dibandingkan metode tradisional seperti kukus atau rebus langsung.
Baca juga:
Rice cooker bekerja dengan prinsip pemanasan otomatis menggunakan elemen listrik yang menjaga suhu tetap stabil. Setelah air mendidih dan terserap oleh beras, rice cooker secara otomatis beralih ke mode “keep warm” atau penghangat. Berbeda dengan metode tradisional yang memerlukan pemantauan manual, rice cooker memberikan efisiensi waktu dan energi.
Mitos: Rice cooker “memasak terlalu cepat” sehingga gizinya hilang.
Fakta: Waktu masak rice cooker rata-rata 30–45 menit, relatif sama dengan metode konvensional. Kehilangan gizi lebih dipengaruhi oleh jumlah air dan suhu, bukan alatnya.
Nasi umumnya mengandung karbohidrat kompleks, sedikit protein, vitamin B, dan mineral seperti magnesium dan zat besi. Proses pencucian beras yang terlalu sering serta perebusan berlebihan memang dapat mengurangi sebagian vitamin larut air (seperti B1 dan B3).
Namun, rice cooker tidak menggunakan suhu tinggi berlebihan yang merusak nutrisi. Bahkan, karena rice cooker mempertahankan suhu stabil, kerusakan gizi justru lebih minim dibanding metode rebus berulang.
Salah satu kekhawatiran yang cukup berdasar adalah penggunaan mode penghangat terlalu lama, bahkan hingga lebih dari 12 jam. Dalam kondisi ini, nasi bisa mengering, berubah warna kekuningan, dan mengandung senyawa seperti akrilamida jika terjadi reaksi Maillard secara perlahan. Selain itu, lingkungan hangat dan lembap bisa menjadi tempat tumbuhnya bakteri jika rice cooker tidak tertutup rapat.
Rice cooker adalah alat masak modern yang praktis dan aman digunakan jika dipakai dengan bijak. Mitos bahwa nasi dari rice cooker “kurang sehat” sebagian besar tidak didukung oleh bukti ilmiah yang kuat. Justru, alat ini mampu menjaga kestabilan suhu dan memudahkan proses memasak tanpa mengorbankan nilai gizi. Namun, perhatian terhadap durasi penghangatan, kebersihan alat, serta kondisi wadah masak tetap penting untuk memastikan nasi yang dihasilkan tetap sehat dan aman dikonsumsi.
Posting Komentar