Apa Bedanya Susu A2 dan Susu Biasa? Jawabannya Bisa Bikin Kamu Beralih!

susu sapi

Dalam beberapa tahun terakhir, susu sapi A2 semakin populer di kalangan konsumen yang peduli akan kesehatan, terutama mereka yang mengalami gangguan pencernaan setelah mengonsumsi susu biasa. Lantas, apa sebenarnya yang membedakan susu A2 dengan susu sapi pada umumnya?

Baca juga:

Susu sapi mengandung dua komponen protein dominan, yakni kasein dan whey. Dari berbagai jenis kasein yang ada, β-kasein adalah jenis yang paling banyak ditemukan. Nah, β-kasein sendiri memiliki dua varian genetik utama, A1 dan A2. Susu yang umum dijual di pasaran (susu konvensional) biasanya mengandung kombinasi protein A1 dan A2. Sedangkan susu A2 hanya mengandung protein β-kasein tipe A2.

Perbedaan struktur antara A1 dan A2 ini terletak hanya pada satu asam amino. Namun, perbedaan kecil ini dapat berdampak pada cara tubuh mencerna susu tersebut. Saat dipecah dalam pencernaan, protein A1 menghasilkan zat BCM-7 yang pada sebagian orang bisa menyebabkan masalah pencernaan.

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa konsumsi susu A2 dapat mengurangi gejala gangguan pencernaan ringan seperti kembung, nyeri perut, dan diare yang sering dialami oleh mereka yang sensitif terhadap susu sapi biasa, meskipun mereka bukan penderita intoleransi laktosa.

Konsumen perlu menyadari bahwa penelitian tentang susu A2 masih berkembang. Tidak ada jaminan ilmiah bahwa produk ini cocok untuk semua orang sebagai pengganti susu biasa.

Susu A2 diproduksi secara eksklusif dari sapi yang memiliki genetik khusus untuk memproduksi β-kasein jenis A2 saja. Ras sapi seperti Guernsey, Jersey, dan beberapa jenis sapi lokal diketahui cenderung menghasilkan susu A2 alami. Demi menghasilkan susu A2 murni, sejumlah peternak sekarang memeriksa gen sapi untuk memastikan hewan tersebut hanya menghasilkan protein A2 saja.

Susu A2 menawarkan alternatif bagi konsumen yang mengalami keluhan pencernaan ringan setelah mengonsumsi susu biasa. Meski belum tentu cocok untuk semua orang, susu ini dapat menjadi opsi yang patut dipertimbangkan, terutama bagi mereka yang tidak memiliki intoleransi laktosa namun tetap merasa tidak nyaman setelah minum susu.

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama